By: Nur Fitri Ayu Pertiwi, SST, M.Keb, Dra. Maryanah, Am.Keb, M.Kes, Debbiyantina, SST, M.Keb
Masa remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju dewasa yang penuh dengan perubahan, baik secara fisik, psikologis, maupun sosial. Pada fase ini, remaja mengalami lonjakan pertumbuhan, perubahan hormonal, dan perkembangan emosional yang kompleks. Selain itu, mereka mulai mencari jati diri, membangun hubungan sosial, serta menghadapi berbagai tantangan seperti tekanan akademik, pengaruh pergaulan, dan kemajuan teknologi yang pesat.
Sayangnya, tidak semua remaja memiliki dukungan yang cukup dalam menghadapi perubahan tersebut. Berbagai permasalahan kesehatan remaja, seperti kurangnya pemahaman akan gizi seimbang, kebiasaan hidup tidak sehat, meningkatnya kasus pergaulan bebas, serta risiko kehamilan tidak diinginkan, menjadi perhatian utama dalam dunia kesehatan. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017, angka kehamilan remaja di Indonesia masih cukup tinggi, terutama pada kelompok usia 15–19 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa edukasi mengenai kesehatan reproduksi dan gaya hidup sehat masih perlu diperkuat di kalangan remaja.
Untuk mengatasi permasalahan ini, peran keluarga dan lingkungan, termasuk kader kesehatan, menjadi sangat penting. Kader kesehatan berperan sebagai ujung tombak dalam memberikan edukasi, pendampingan, serta advokasi kesehatan bagi remaja dan orang tua. Namun, hasil observasi menunjukkan bahwa banyak kader yang masih memiliki keterbatasan pengetahuan mengenai konsep remaja sehat. Oleh karena itu, program edukasi bagi kader menjadi langkah strategis untuk meningkatkan pemahaman mereka agar dapat membantu remaja menjalani masa transisi ini dengan lebih baik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dalam program pengabdian masyarakat di RW 06 Kelurahan Jatiwarna, Kota Bekasi, diketahui bahwa edukasi yang diberikan kepada kader memberikan dampak positif dalam meningkatkan pengetahuan mereka tentang kesehatan remaja. Dengan meningkatnya pemahaman kader, diharapkan mereka dapat berperan lebih aktif dalam membangun generasi yang lebih sehat dan berkualitas
Apa Itu Remaja Sehat?
Remaja sehat bukan hanya sekadar bebas dari penyakit, tetapi juga memiliki kondisi fisik, mental, sosial, dan emosional yang baik. Menurut WHO, ada beberapa indikator remaja sehat, antara lain:
- Kesehatan Fisik
Tidak mengalami malnutrisi, memiliki pola makan seimbang, dan berolahraga secara teratur. - Kesehatan Mental
Mampu mengelola emosi dengan baik, memiliki rasa percaya diri, serta tidak mudah stres atau depresi. - Kesehatan Sosial
Mampu menjalin hubungan yang baik dengan teman sebaya, keluarga, dan lingkungan sekitar. - Perilaku Positif
Menghindari perilaku berisiko seperti merokok, konsumsi alkohol, narkoba, dan seks bebas.
Pendidikan kesehatan bagi kader bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai aspek-aspek ini, sehingga mereka dapat menyampaikan informasi yang benar kepada remaja dan orang tua.
Peran Kader dalam Mewujudkan Remaja Sehat
Kader kesehatan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang sehat bagi remaja. Beberapa tugas utama yang bisa dilakukan kader antara lain:
- Memberikan Edukasi kepada Orang Tua dan Remaja
- Kader dapat membantu memberikan informasi mengenai pola hidup sehat, pentingnya gizi seimbang, dan cara mengelola stres bagi remaja.
- Edukasi juga mencakup bahaya pergaulan bebas dan risiko kehamilan tidak diinginkan.\
- Mendukung Program Kesehatan di Sekolah dan Masyarakat
- Berpartisipasi dalam program kesehatan remaja, seperti pemeriksaan kesehatan rutin, penyuluhan tentang kesehatan reproduksi, dan kegiatan olahraga bersama.
- Menjadi Pendamping dan Teman Curhat bagi Remaja
- Banyak remaja merasa enggan berbicara dengan orang tua mereka tentang masalah yang mereka hadapi. Kader bisa menjadi tempat yang aman bagi remaja untuk berbagi cerita dan mendapatkan solusi atas permasalahan mereka.
- Mencegah Kehamilan Dini dan Pernikahan Usia Muda
-
- Data menunjukkan bahwa angka kehamilan tidak diinginkan pada remaja cukup tinggi. Kader dapat membantu memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan dampak negatif dari pernikahan usia dini.
Hasil Program Edukasi Kader
Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa setelah kader mendapatkan penyuluhan, terjadi peningkatan pengetahuan tentang remaja sehat. Sebelum penyuluhan, sebanyak 20 % kader memiliki pengetahuan rendah, 63 % cukup, dan 17 % baik. Setelah penyuluhan, angka ini berubah menjadi 12 % rendah, 66 % cukup, dan 22 % baik.
Hal ini menunjukkan bahwa penyuluhan yang dilakukan efektif dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman kader tentang pentingnya kesehatan remaja. Dengan meningkatnya pemahaman ini, diharapkan kader dapat menjadi motor penggerak dalam masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi remaja.
Program edukasi bagi kader merupakan langkah awal yang penting dalam menciptakan generasi remaja yang sehat dan berkualitas. Dengan meningkatnya pengetahuan kader, diharapkan mereka dapat memberikan bimbingan yang lebih baik kepada remaja dan orang tua dalam menjaga kesehatan fisik, mental, dan sosial.
Diharapkan program serupa dapat dilakukan secara berkala dan melibatkan lebih banyak kader serta komunitas lainnya. Dengan demikian, kita bisa bersama-sama menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan remaja agar menjadi individu yang sehat, cerdas, dan siap menghadapi masa depan.
Referensi:
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). (2024). Laporan Status Kesehatan Remaja di Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Diakses dari https://www.kemkes.go.id
- World Health Organization (WHO). (2023). Adolescent Health and Development: Global Strategies for a Better Future. Geneva: WHO. Diakses dari https://www.who.int
- UNICEF Indonesia. (2023). Membangun Masa Depan: Panduan Kesehatan Remaja dan Gaya Hidup Sehat. Jakarta: UNICEF. Diakses dari https://www.unicef.org/indonesia
- Badan Pusat Statistik (BPS). (2023). Data Kehamilan Remaja dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: BPS. Diakses dari https://www.bps.go.id
- Fisher, M., Shlomo, B., Solt, I., & Burke, Y. (2015). Pregnancy Prevention and Termination of Pregnancy in Adolescence: Facts, Ethics, Law, and Politics. Israel Medical Association Journal, 17(2), 67-75. PMID: 26757560.