By: Shentya Fitriana, SST, M.Keb, Ni Gusti Made Ayu Agung Budhi, M.Keb, Salbiah, SPd, M.Kes, Dra. Diah Lestari, MKM
Kesehatan reproduksi remaja adalah aspek penting dalam membangun generasi yang sehat dan berdaya. Sayangnya, masih banyak remaja yang menghadapi berbagai permasalahan seperti kurangnya akses informasi kesehatan reproduksi, tingginya angka kehamilan remaja, anemia, serta pergaulan bebas yang berisiko.
Melalui Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) yang diinisiasi oleh Poltekkes Kemenkes Jakarta III, dilakukan berbagai kegiatan edukasi dan pembentukan Posyandu Remaja di Kelurahan Kebon Bawang, Kecamatan Tanjung Priok. Program ini menjadi langkah strategis dalam memberikan layanan kesehatan reproduksi remaja berbasis komunitas serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan reproduksi bagi masa depan mereka.
Perjalanan Menuju Posyandu Remaja, Dari Edukasi Hingga Peresmian
Untuk mewujudkan Posyandu Remaja yang efektif dan berkelanjutan, program ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
1. Pelatihan Calon Kader Posyandu Remaja
- Dilaksanakan untuk membekali calon kader dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja dan manajemen posyandu.
- Menggunakan metode pelatihan teori dan praktik, termasuk simulasi layanan lima meja posyandu remaja.
- Hasilnya, terjadi peningkatan pengetahuan kader dari 56 poin menjadi 78,2 poin setelah pelatihan
2. Musyawarah Masyarakat RW (MMRW)
- Dilakukan sebagai langkah penting untuk mendapatkan dukungan masyarakat dan pihak terkait.
- Melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah setempat, Puskesmas, dan tokoh masyarakat.
- Hasilnya, disepakati pembentukan Posyandu Remaja RW 09 sebagai wadah utama pelayanan kesehatan remaja
3. Peresmian dan Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Remaja
- Dihadiri oleh tokoh masyarakat, remaja, kader kesehatan, serta pihak Puskesmas dan pemerintah setempat.
- Sebanyak 56 remaja hadir sebagai peserta layanan kesehatan, dan 15 kader resmi bertugas dalam Posyandu Remaja RW 09
Kebermanfaatan Posyandu Remaja, Dampak yang Dirasakan Masyarakat
1. Menurunkan Angka Kehamilan Remaja
- Data menunjukkan bahwa di Kelurahan Kebon Bawang terdapat 9 kasus kehamilan remaja berusia 15-19 tahun.
- Dengan adanya Posyandu Remaja, remaja mendapatkan edukasi seputar pendewasaan usia perkawinan dan kontrasepsi, sehingga mampu membuat keputusan lebih bijak.
2. Peningkatan Kesadaran tentang Anemia dan Gizi Remaja
- Remaja mendapatkan pemantauan kesehatan rutin, termasuk pemeriksaan tekanan darah, status gizi, dan kadar hemoglobin.
- Kegiatan ini sangat penting mengingat anemia masih menjadi masalah umum pada remaja perempuan yang berdampak pada konsentrasi belajar dan produktivitas mereka.
3. Meningkatkan Akses terhadap Informasi Kesehatan Reproduksi
- Posyandu Remaja berfungsi sebagai tempat konsultasi dan penyuluhan kesehatan yang mudah diakses oleh remaja.
- Remaja kini memiliki wadah untuk bertanya dan mendapatkan informasi langsung dari kader kesehatan dan tenaga medis.
4. Pemberdayaan Kader sebagai Agen Perubahan
- Kader posyandu yang telah dilatih kini berperan aktif dalam menyebarkan informasi kesehatan ke sesama remaja.
- Pendekatan peer education (pendidikan sebaya) membuat informasi lebih mudah diterima oleh remaja dibandingkan jika disampaikan oleh orang dewasa.
Bagaimana Posyandu Remaja Bisa Berkelanjutan?
Untuk memastikan keberlanjutan dan efektivitas program ini, beberapa langkah yang perlu dilakukan ke depannya adalah:
- Dukungan Berkelanjutan dari Pemerintah dan Puskesmas
Posyandu Remaja harus terus mendapatkan pembinaan agar tetap aktif dan berkembang. - Peningkatan Pelatihan bagi Kader
Kader perlu mendapatkan pelatihan rutin agar selalu mendapatkan informasi terbaru mengenai kesehatan reproduksi. - Pemanfaatan Teknologi Digital
Edukasi kesehatan bisa diperluas melalui media sosial dan aplikasi kesehatan, sehingga dapat menjangkau lebih banyak remaja. - Kolaborasi dengan Sekolah dan Organisasi Remaja
Sekolah dapat menjadi mitra strategis untuk menyebarluaskan informasi kesehatan reproduksi dan mengintegrasikan Posyandu Remaja ke dalam kegiatan ekstrakurikuler
Layanan kesehatan berbasis komunitas dapat meningkatkan kesehatan reproduksi remaja, mencegah kehamilan dini, serta membangun kesadaran akan pentingnya kesehatan sejak dini.
Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak dan keberlanjutan program ini, diharapkan semakin banyak wilayah yang mengikuti jejak pembentukan Posyandu Remaja sebagai solusi atas permasalahan kesehatan reproduksi remaja.
Referensi:
- Amalia, A., Sari, A., Sari, D. N. R., Fadillah, R., & Pratiwi, S. T. (2022). Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja dalam Menyikapi Bonus Demografi. Jurnal Pengabdian Masyarakat Sagamed, 1(3), 81-88. Diakses dari https://journals.sagamediaindo.org/index.php/jpmsk/article/download/28/26
- Laily, N. (2022). Pengetahuan Remaja dan Akses Informasi terhadap Sikap dalam Praktik Kesehatan Reproduksi Remaja di SMK Muhammadiyah 1 Kota Tegal. Jurnal Profesi Bidan Indonesia, 3(2), 1-8. Diakses dari https://www.pbijournal.org/index.php/pbi/article/download/59/47/187
- Fauziah, Y., Fratidhina, Y., & Primasari, N. (2022). Optimalisasi Peran Kader dalam Edukasi Kesehatan Remaja. Jurnal Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta III, 13(2), 2786-1-11.
- Inderiati, D., Mirawati, M., Aryadnyani, N. P., & Yantina, D. (2022). Strategi Peningkatan Edukasi Kesehatan Reproduksi melalui Kader Posyandu. Jurnal Pemberdayaan Komunitas MH Thamrin, 5(1), 84-95.