By: Willa Follona, SST, M.Keb, Nessi Meilan, SST,M.Keb
Menjadi orang tua adalah perjalanan luar biasa yang dimulai jauh sebelum kehamilan terjadi. Sayangnya, banyak pasangan muda yang kurang memahami bahwa persiapan sebelum kehamilan (preconception care) memainkan peran krusial dalam menentukan kesehatan ibu dan bayi di masa depan.
Fakta menunjukkan bahwa setiap tahun, masih banyak ibu yang mengalami komplikasi kehamilan yang sebenarnya bisa dicegah dengan persiapan yang matang. Berdasarkan data Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup, tertinggi di ASEAN. Selain itu, Angka Kematian Bayi (AKB) masih berada di angka 24 per 1000 kelahiran hidup.
Untuk mengatasi permasalahan ini, tim pengabdian masyarakat dari Poltekkes Kemenkes Jakarta III melakukan program edukasi bagi kader kesehatan dan dewasa muda di Kelurahan Kayu Putih, Jakarta Timur. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya persiapan fisik, mental, dan sosial sebelum kehamilan, sehingga generasi berikutnya dapat lahir dan tumbuh dalam kondisi yang lebih sehat.
Mengapa Persiapan Sebelum Kehamilan Itu Penting?
Kehamilan yang sehat bukan hanya bergantung pada kondisi saat ibu hamil, tetapi juga pada bagaimana tubuh dan mental pasangan telah dipersiapkan jauh sebelumnya. Persiapan ini mencakup berbagai aspek penting, antara lain:
1. Persiapan Fisik
-
- Nutrisi yang baik untuk meningkatkan kualitas sperma dan sel telur.
- Pencegahan anemia pada ibu hamil untuk menghindari risiko perdarahan dan kelahiran prematur.
- Skrining penyakit menular seperti Hepatitis B, HIV, Toxoplasma, dan Rubella yang bisa membahayakan janin.
- Menghindari kebiasaan berisiko seperti merokok, konsumsi alkohol, dan pola makan tidak sehat
2. Persiapan Mental dan Psikologis
-
- Mengelola stres agar hormon dalam tubuh tetap stabil, sehingga tidak mengganggu kesuburan dan perkembangan janin.
- Meningkatkan kesiapan emosional dalam menghadapi perubahan yang terjadi selama kehamilan dan setelah melahirkan.
- Dukungan pasangan dan keluarga sangat penting untuk membangun kepercayaan diri calon ibu dan ayah.
3. Persiapan Sosial dan Finansial
-
- Merencanakan kehamilan pada usia yang ideal, yaitu antara 20–35 tahun, untuk mengurangi risiko komplikasi.
- Menyiapkan kondisi finansial agar dapat memberikan perawatan kesehatan terbaik selama kehamilan.
- Edukasi tentang peran orang tua, termasuk bagaimana mengasuh anak dengan baik sejak dalam kandungan
Program Edukasi bagi Kader dan Dewasa Muda
Tim pengabdian masyarakat dari Poltekkes Kemenkes Jakarta III mengadakan program edukasi melalui penyuluhan dan diskusi interaktif yang dilakukan di RW 11 Kelurahan Kayu Putih, Jakarta Timur.
1. Pelatihan untuk Kader Posyandu
Kader kesehatan diberikan pelatihan tentang:
-
- Bagaimana memberikan edukasi kepada calon orang tua tentang persiapan sebelum kehamilan.
- Skrining kesehatan dasar untuk wanita usia subur.
- Nutrisi penting bagi calon ibu dan ayah.
Hasilnya, 90% kader kesehatan menyatakan lebih percaya diri dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat
2. Edukasi kepada Pasangan Muda
Pasangan muda diberikan informasi mengenai:
-
- Usia ideal untuk hamil dan kapan masa subur terjadi.
- Makanan yang harus dikonsumsi dan dihindari sebelum kehamilan.
- Risiko kesehatan jika hamil terlalu muda atau terlalu tua.
Dari hasil post-test, 80% peserta menunjukkan peningkatan pemahaman yang signifikan tentang persiapan sebelum kehamilan.
Dampak Positif Program
Program ini memberikan manfaat besar bagi masyarakat, terutama dalam hal:
- Meningkatkan Kesadaran tentang Kesehatan Reproduksi
Banyak peserta yang sebelumnya tidak menyadari pentingnya persiapan sebelum kehamilan, kini lebih memahami cara menjaga kesehatan reproduksi mereka. - Mencegah Kehamilan Berisiko dan Komplikasi
Dengan edukasi yang tepat, semakin banyak pasangan yang memahami pentingnya merencanakan kehamilan dengan baik. - Memberdayakan Kader Kesehatan sebagai Sumber Informasi
Setelah pelatihan ini, kader kesehatan bisa menjadi agen perubahan dengan menyebarkan informasi kepada masyarakat luas. - Meningkatkan Dukungan Pasangan dalam Perencanaan Kehamilan
Banyak pasangan yang mengikuti program ini merasa lebih siap secara mental dan fisik untuk menjadi orang tua.
Kesimpulan
Kehamilan yang sehat tidak hanya dimulai saat ibu dinyatakan hamil, tetapi jauh sebelumnya. Dengan persiapan yang matang dari segi fisik, mental, dan sosial, calon ibu dan ayah dapat mengurangi risiko komplikasi dan memberikan kehidupan terbaik bagi anak mereka.
Melalui program edukasi yang telah dilakukan di Kelurahan Kayu Putih, semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya perencanaan sebelum kehamilan. Ke depan, program serupa diharapkan dapat diterapkan di lebih banyak wilayah, agar semakin banyak generasi yang lahir dalam kondisi sehat dan siap menghadapi masa depan.
Jadilah orang tua yang siap! Mulai persiapkan kehamilan sehat sejak sekarang.
Referensi:
- WHO. (2022). Preconception Care: Global Recommendations for a Healthy Pregnancy. Geneva: World Health Organization.
- Kementerian Kesehatan RI. (2022). Pedoman Kesehatan Reproduksi untuk Calon Orang Tua. Jakarta: Kemenkes RI.
- Chandranipapongse, W., & Koren, G. (2013). Preconception Counseling for Preventable Risks. Canadian Family Physician.
- Bonte, P., Pennings, G., & Sterckx, S. (2014). Preconception Responsibilities of Potential Parents: A Preliminary Framework. BMC Medical Ethics.
- SDKI (2017). Laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta: BKKBN.