By: Ni Gusti Made Ayu Agung Budhi, SSi.T, M.Keb., Syarifah, SST
Konsep keluarga sehat dan adil gender menjadi salah satu fokus utama dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Kesehatan keluarga yang baik tidak hanya berpengaruh pada kesejahteraan individu, tetapi juga menciptakan generasi yang lebih sehat dan produktif. Namun, masih banyak tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan keseimbangan gender dalam keluarga, terutama dalam hal akses terhadap layanan kesehatan dan peran perempuan dalam pengambilan keputusan kesehatan keluarga.
Program pengabdian masyarakat yang dilakukan di RW 09 Kelurahan Klender, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya keluarga sehat yang berkeadilan gender. Melalui pendekatan berbasis komunitas, kegiatan ini berfokus pada peningkatan pengetahuan kader kesehatan, pendampingan ibu hamil berisiko tinggi, dan edukasi kesehatan reproduksi remaja.
Tantangan dalam Mewujudkan Keluarga Sehat dan Adil Gender
Meskipun penting, pencapaian keluarga sehat dan adil gender masih menghadapi berbagai tantangan, di antaranya:
- Kurangnya Kesadaran Masyarakat: Banyak keluarga yang belum memahami pentingnya pemerataan peran dalam kesehatan keluarga.
- Keterbatasan Akses terhadap Layanan Kesehatan: Tidak semua keluarga memiliki akses mudah ke fasilitas kesehatan berkualitas.
- Norma Sosial yang Menghambat Peran Perempuan: Masih ada budaya yang menempatkan perempuan hanya sebagai pengurus rumah tangga tanpa hak yang sama dalam pengambilan keputusan kesehatan.
- Minimnya Partisipasi Laki-Laki dalam Kesehatan Keluarga: Keputusan mengenai kesehatan keluarga sering kali hanya melibatkan perempuan, tanpa peran aktif dari laki-laki.
Dampak Positif dari Keluarga Sehat dan Adil Gender Dengan terciptanya keluarga yang sehat dan berkeadilan gender, beberapa manfaat utama yang dapat dirasakan meliputi:
- Peningkatan Kesejahteraan Keluarga: Dengan adanya peran yang seimbang, keluarga menjadi lebih harmonis dan produktif.
- Generasi yang Lebih Sehat: Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan sehat dan berkeadilan gender memiliki perkembangan yang lebih optimal.
- Masyarakat yang Lebih Mandiri: Kesadaran yang meningkat akan hak dan tanggung jawab dalam kesehatan keluarga menciptakan masyarakat yang lebih mandiri dan berdaya.
- Pencegahan Masalah Kesehatan: Dengan adanya edukasi dan akses layanan yang merata, risiko penyakit dapat ditekan sedini mungkin.
Pentingnya Keluarga Sehat dan Adil
Kesetaraan gender dalam kesehatan keluarga memiliki dampak yang luas. Ketika perempuan memiliki akses yang setara terhadap layanan kesehatan, mereka dapat mengambil keputusan yang lebih baik bagi dirinya sendiri dan keluarganya. Hal ini berdampak pada:
- Penurunan Angka Kematian Ibu: Akses yang lebih baik terhadap layanan kesehatan prenatal dan persalinan dapat mengurangi risiko komplikasi kehamilan.
- Peningkatan Kesehatan Anak: Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga yang sehat dan berkeadilan gender memiliki kesempatan lebih besar untuk mendapatkan gizi yang cukup dan layanan kesehatan yang baik.
- Penguatan Peran Kader Kesehatan: Masyarakat yang diberdayakan melalui edukasi dan pendampingan dapat lebih aktif dalam menjaga kesehatan keluarga mereka.
Upaya Mewujudkan Keluarga Sehat dan Berkeadilan Gender
Dalam program ini, beberapa kegiatan utama yang dilakukan meliputi:
- Penyegaran dan Pelatihan Kader Kesehatan: Kader diberikan pelatihan tentang konsep keluarga sehat, tanda bahaya dalam kehamilan, serta peran gender dalam pengambilan keputusan kesehatan keluarga. Hasilnya menunjukkan peningkatan pengetahuan dari nilai pre-test 78 menjadi 85 pada post-test.
- Pendampingan Ibu Hamil Berisiko Tinggi: Kegiatan ini berhasil membantu dua ibu hamil berisiko tinggi untuk melahirkan dengan aman di fasilitas kesehatan, didampingi oleh keluarga dan kader.
- Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja: Dengan melibatkan remaja dari Karang Taruna, edukasi ini meningkatkan pemahaman mereka tentang kesehatan reproduksi dan kesetaraan gender. Hasilnya, terjadi peningkatan nilai pengetahuan dari 84,7 menjadi 94,7 setelah sosialisasi.
Harapan dan Keberlanjutan Program
Keberhasilan program ini menunjukkan bahwa pendekatan berbasis komunitas dapat meningkatkan kesadaran dan peran aktif masyarakat dalam menjaga kesehatan keluarga yang berkeadilan gender. Namun, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah:
- Pembentukan Posyandu Remaja: Sebagai wadah bagi remaja untuk mendapatkan informasi dan layanan kesehatan reproduksi yang tepat.
- Peningkatan Peran Suami dalam Kesehatan Keluarga: Melalui edukasi lebih lanjut tentang pentingnya keterlibatan laki-laki dalam keputusan kesehatan keluarga.
- Kolaborasi Berkelanjutan dengan Pemerintah dan Puskesmas: Untuk memperkuat akses layanan kesehatan berbasis gender di masyarakat.
Dengan adanya upaya yang berkesinambungan, kita dapat mewujudkan keluarga yang lebih sehat, sejahtera, dan berkeadilan gender, yang pada akhirnya akan menciptakan masyarakat yang lebih kuat dan berdaya.
Referensi:
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Profil Kesehatan Indonesia 2021. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
- World Health Organization. (2017). Gender Equality in Health and Well-being. Geneva: WHO.
- Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas. (2007). Analisis Gender dalam Perencanaan Pembangunan. Jakarta: Bappenas.
- Irwansyah, I., Ismail, D., & Hakimi, M. (2016). Kehamilan Remaja dan Kejadian Stunting di Lombok Barat. Jurnal Kedokteran Masyarakat, 32(6), 112-125.
- Singh, A. K. (2021). Does Gender Diversity on Board Promote Corporate Social Responsibility? An Empirical Analysis of Sustainable Development Goals. Journal of Business Ethics, 15(5), 22-40.