Saatnya Remaja Bicara, Menstruasi, Mitos, dan Kesehatan Reproduksi

By: Juli Oktalia, SST, MA, Nina Primasari, SST. M.Keb, Jujun Dwi Astuti, SST

Menstruasi adalah bagian alami dari kehidupan perempuan, tetapi sayangnya masih sering dianggap sebagai topik tabu. Akibatnya, banyak remaja yang kurang memahami tubuh mereka sendiri dan justru mendapatkan informasi dari sumber yang tidak akurat. Hal ini diperparah dengan stigma gender, yang membuat remaja putri enggan membicarakan pengalaman mereka secara terbuka.

Untuk mengatasi tantangan ini, dosen dan mahasiswa dari Politeknik Kesehatan Jakarta III, Jurusan Kebidanan, mengadakan program edukasi di SMA Negeri 16 Bekasi. Program ini tidak hanya membahas persiapan, penatalaksanaan, dan cara mengatasi masalah menstruasi, tetapi juga mengedepankan pendekatan responsif gender. Dengan begitu, menstruasi tidak lagi menjadi beban dan stigma, melainkan sesuatu yang bisa dikelola dengan percaya diri dan dukungan sosial yang lebih baik.

Menstruasi, Perempuan, dan Stigma Gender

Dalam banyak budaya, menstruasi masih dikaitkan dengan ketidakmampuan, ketidaknyamanan, bahkan dianggap sebagai hal yang kotor. Akibatnya, banyak perempuan tidak mendapatkan dukungan yang seharusnya.

  • Beberapa bentuk stigma gender yang sering muncul saat menstruasi antara lain:
  • Remaja putri yang sedang haid dianggap lebih emosional dan tidak rasional.
  • Menstruasi dikaitkan dengan kelemahan, sehingga perempuan dipandang lebih rentan.
  • Perempuan yang mengalami nyeri haid dianggap terlalu manja dan berlebihan.
  • Remaja laki-laki sering tidak diajarkan tentang menstruasi, sehingga kurang empati terhadap teman perempuannya.

Padahal, menstruasi adalah proses biologis yang alami dan tidak mengurangi kemampuan perempuan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, edukasi menstruasi tidak hanya penting bagi perempuan, tetapi juga laki-laki. Mereka perlu memahami bahwa menstruasi bukan sesuatu yang harus diolok-olok atau dipermalukan, tetapi harus dihormati sebagai bagian dari kesehatan reproduksi.

Apa yang Diajarkan dalam Program Edukasi?

Dalam program ini, para siswi mendapatkan informasi penting seputar menstruasi, mulai dari siklus haid yang normal, cara mengatasi nyeri, hingga tips menjaga kebersihan selama menstruasi.

Berikut beberapa hal yang mereka pelajari:

1. Memahami Siklus Menstruasi

  • Berapa lama siklus haid yang normal?
    Biasanya berkisar antara 21-35 hari dengan durasi menstruasi 3-7 hari.
  • Apa tanda menstruasi yang sehat?
    Warna darah merah segar atau kecoklatan, tidak menggumpal berlebihan, dan tidak disertai nyeri yang ekstrem.
  • Kapan perlu waspada?
    Jika menstruasi tidak teratur, terlalu banyak darah keluar, atau terasa sangat menyakitkan, segera konsultasikan ke dokter.

2. Cara Mudah Mengatasi Nyeri Haid
     Banyak remaja yang mengeluhkan nyeri haid. Tapi tenang, ada beberapa cara alami dan efektif
untuk meredakannya:

  • Kompres hangat di area perut bagian bawah untuk mengendurkan otot yang tegang.
  • Lakukan olahraga ringan seperti stretching atau yoga untuk melancarkan peredaran darah.
  • Perbanyak makan makanan sehat seperti sayur, buah, dan protein tanpa lemak.
  • Kurangi makanan berminyak, kafein, dan gula berlebihan yang bisa memperparah kram haid.

3. Menjaga Kebersihan Saat Menstruasi
     Kebersihan yang buruk saat haid bisa menyebabkan infeksi dan iritasi. Oleh karena itu, remaja
perlu menerapkan kebiasaan berikut:

  • Ganti pembalut setiap 4-6 jam, bahkan jika darah masih sedikit.
  • Cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti pembalut untuk menghindari penyebaran bakteri.
  • Bersihkan area kewanitaan dengan cara yang benar, yaitu dari depan ke belakang agar bakteri dari anus tidak masuk ke vagina

4. Peran Laki-laki dalam Edukasi Menstruasi
     Agar lingkungan sekolah lebih responsif gender, siswa laki-laki juga perlu memahami tentang
menstruasi. Dalam program ini, mereka diajarkan bahwa:

  • Menstruasi bukanlah sesuatu yang memalukan atau layak untuk diejek.
  • Mereka harus memberikan dukungan kepada teman perempuan yang sedang mengalami nyeri haid.
  • Kesehatan reproduksi bukan hanya urusan perempuan, tetapi juga laki-laki.

Ketika remaja laki-laki lebih memahami tentang menstruasi, mereka bisa menjadi sekutu dalam menciptakan lingkungan yang lebih nyaman bagi teman-teman perempuannya.

Dampak Positif Program Edukasi Ini

Setelah mengikuti program ini, para siswi SMA Negeri 16 Bekasi mengalami perubahan yang luar biasa:

  1. 80% siswi memahami bahwa menstruasi bukan penghalang untuk beraktivitas.
  2. 85% mulai menerapkan kebiasaan sehat, seperti menjaga kebersihan dan mengelola nyeri haid dengan cara alami.
  3. 75% merasa lebih percaya diri untuk berbicara tentang menstruasi, baik dengan teman maupun keluarga.
  4. 60% siswa laki-laki menunjukkan sikap lebih suportif terhadap teman perempuan yang sedang menstruasi.

Hasil ini menunjukkan bahwa edukasi menstruasi yang responsif gender dapat memberikan dampak positif bagi seluruh komunitas sekolah.

Kesimpulan

Menstruasi bukan penghalang untuk bersekolah, berolahraga, atau melakukan aktivitas lain. Dengan pemahaman yang benar, setiap remaja bisa menjalani masa menstruasi dengan nyaman dan percaya diri.

Program edukasi seperti ini sangat penting untuk diterapkan di sekolah-sekolah lain. Setiap remaja berhak mendapatkan informasi yang benar tentang tubuhnya sendiri, sehingga mereka bisa hidup lebih sehat, bahagia, dan tanpa rasa takut saat menstruasi datang

Referensi:

  1. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). (2018). Laporan Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia.
  2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Panduan Sehat Remaja: Menstruasi, Mitos vs Fakta.
  3. Prijatni, I., & Rahayu, S. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana.
  4. Putriani, Nasria. (2010). Studi Tentang Pengetahuan Remaja Mengenai Kesehatan Reproduksi.
  5. World Health Organization (WHO). (2021). Menstrual Health and Hygiene: Global Review.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Other Recent Articles

Scroll to Top
Whatsapp
Butuh Batuan?
Halo WRHC,
Ada yang dapat kami bantu?