Penyakit Tidak Menular, Ancaman Diam-Diam yang Bisa Dicegah Sejak Dini

By: Wa Ode Hajrah, M.Kes, Gita Nirmala Sari, S.ST, M.Keb, Syarifah, S.ST

Penyakit Tidak Menular (PTM) kini menjadi ancaman utama kesehatan masyarakat di Indonesia. Hipertensi, diabetes melitus, stroke, penyakit jantung koroner, dan kanker adalah beberapa contoh PTM yang terus meningkat kasusnya. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 34,1%, sementara diabetes melitus meningkat menjadi 10,9% (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018).

Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, sering disebut sebagai “The Silent Killer” karena sering kali tidak menunjukkan gejala tetapi dapat menyebabkan komplikasi fatal seperti serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 34,1% dan terus meningkat setiap tahunnya (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018).

Sayangnya, banyak masyarakat tidak menyadari bahwa mereka mengidap hipertensi hingga kondisinya sudah parah. Data menunjukkan bahwa 76,1% penderita hipertensi tidak mengetahui bahwa mereka mengidap penyakit ini. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat terhadap faktor risiko serta kurangnya akses terhadap pemeriksaan tekanan darah secara berkala.

Melihat kondisi ini, Tim Pengabdian Masyarakat dari Poltekkes Kemenkes Jakarta III berinisiatif melakukan pelatihan bagi kader Posyandu di RW 14, Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan kader Posyandu dalam mendeteksi dini penyakit tidak menular, khususnya hipertensi dan diabetes.

Kenapa Hipertensi Perlu Diwaspadai?

Menurut World Health Organization (WHO), diperkirakan bahwa pada tahun 2025, sekitar 1,5 miliar orang di dunia akan mengalami hipertensi. Di Indonesia, tren peningkatan penderita diabetes juga cukup mengkhawatirkan. Prediksi dari International Diabetes Federation (IDF) menunjukkan bahwa jumlah penderita diabetes di Indonesia akan meningkat dari 10,7 juta pada 2019 menjadi 13,7 juta pada 2030.

Fakta mengejutkan lainnya, sebanyak 76,1% penderita hipertensi di Indonesia tidak menyadari bahwa mereka mengidap penyakit ini. Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap faktor risiko dan pentingnya pemeriksaan tekanan darah secara berkala.

Peran Posyandu dalam Pencegahan Hipertensi

Dalam upaya menekan angka hipertensi dan diabetes, Posyandu berperan penting sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat tingkat RW dan kelurahan. Sayangnya, di RW 14 Kelurahan Tugu Utara, Jakarta Utara, kader Posyandu belum mendapatkan pelatihan tentang deteksi dini penyakit tidak menular. Bahkan, banyak warga yang belum memahami bahaya hipertensi dan diabetes​.

Untuk mengatasi masalah ini, Tim Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Jakarta III melakukan pelatihan kader Posyandu agar mereka dapat:

  1. Memahami faktor risiko hipertensi dan diabetes.
  2. Mampu melakukan pemeriksaan tekanan darah dengan benar.
  3. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya skrining penyakit tidak menular.
  4. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan tekanan darah warga.

Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Kader

Pelaksanaan program ini dilakukan dalam empat tahap kegiatan, yang meliputi koordinasi dengan RW dan RT, pelatihan teori dan praktik, serta evaluasi hasil pelatihan.

Hasil dari pelatihan ini sangat menggembirakan:

  • 85% peserta mengalami peningkatan pengetahuan tentang hipertensi dan diabetes.
  • 12 kader Posyandu telah mendapatkan keterampilan dalam mengukur tekanan darah.
  • 6 kader sudah mampu mendokumentasikan hasil pemeriksaan tekanan darah masyarakat secara mandiri.

Ini merupakan pencapaian yang luar biasa, mengingat sebelumnya sebagian besar kader belum memiliki keterampilan dalam deteksi dini penyakit tidak menular.

Manfaat Langsung bagi Masyarakat

Melalui kegiatan ini, warga RW 14 kini memiliki akses lebih mudah untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah. Dengan adanya kader yang terlatih, masyarakat dapat mengetahui kondisi kesehatan mereka lebih dini, sehingga dapat melakukan langkah pencegahan sebelum terlambat. Selain itu, pelatihan ini juga membekali kader dengan pemahaman mendalam tentang faktor risiko hipertensi, seperti pola makan, gaya hidup, dan kebiasaan merokok.

Kesimpulan

Hipertensi adalah masalah kesehatan yang sering diabaikan, tetapi memiliki dampak serius bagi kesehatan masyarakat. Dengan adanya kader Posyandu yang terlatih, upaya pencegahan dan deteksi dini dapat dilakukan lebih luas dan efektif. Program pelatihan ini membuktikan bahwa pemberdayaan kader kesehatan sangat penting dalam menekan angka hipertensi dan diabetes di masyarakat.

Referensi:

  1. GLOBOCAN. (2020). Indonesia fact sheets: Cancer incidence and mortality. Retrieved from https://gco.iarc.fr
  2. International Diabetes Federation. (2023). IDF Diabetes Atlas (10th ed.). Retrieved from https://www.idf.org
  3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
  4. World Health Organization. (2023). Global Report on Hypertension Prevention and Control. WHO. Retrieved from https://www.who.int

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Other Recent Articles

Scroll to Top
Whatsapp
Butuh Batuan?
Halo WRHC,
Ada yang dapat kami bantu?