Pengaruh Perspektif Gender Terhadap Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

by : Tuestin Apriyanti Keya

Kesetaraan gender adalah prinsip yang memastikan laki-laki dan perempuan memiliki hak, tanggung jawab, dan peluang yang setara di semua aspek kehidupan. Dalam bidang kesehatan, khususnya kesehatan ibu hamil, kesetaraan gender dapat memengaruhi berbagai faktor yang berkontribusi terhadap kejadian anemia selama kehamilan. Anemia pada ibu hamil, yang sering kali disebabkan oleh kekurangan zat besi, merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian, terutama di negara berkembang. Beberapa hal terkait kesetaraan gender yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil meliputi:

  1. Akses terhadap Gizi dan Sumber Daya
    Ketimpangan gender sering kali mempengaruhi distribusi makanan dalam keluarga. Dalam budaya tertentu, perempuan mendapatkan prioritas yang lebih rendah dalam mengakses makanan bergizi. Akibatnya, kebutuhan zat besi mereka tidak tercukupi, terutama selama kehamilan ketika kebutuhan nutrisi meningkat. Kesetaraan gender dapat membantu memastikan distribusi makanan yang lebih adil dalam keluarga, sehingga ibu hamil
    mendapatkan asupan gizi yang memadai.
  2. Pendidikan dan Kesadaran Kesehatan
    Perempuan yang memiliki akses pendidikan yang setara lebih mungkin memahami pentingnya kesehatan selama kehamilan, termasuk kebutuhan akan asupan zat besi. Mereka juga lebih sadar akan pentingnya pemeriksaan antenatal untuk dapat mengetahui anemia sejak dini. Kesetaraan dalam pendidikan dan informasi kesehatan memungkinkan ibu hamil bisa mengambil keputusan yang lebih baik untuk kesehatannya.
  3. Peran dalam Pengambilan Keputusan
    Dalam masyarakat yang belum mencapai kesetaraan gender, perempuan sering kali tidak memiliki kendali penuh atas keputusan kesehatan mereka sendiri. Misalnya, mereka mungkin tidak diizinkan untuk mengunjungi fasilitas kesehatan atau membeli suplemen zat besi tanpa persetujuan suami. Dengan meningkatkan kesetaraan gender, ibu hamil dapat lebih leluasa mengambil keputusan yang berpengaruh pada kesehatan mereka.
  4. Pekerjaan dan Beban Kerja Ganda
    Banyak perempuan, terutama di masyarakat dengan ketimpangan gender yang tinggi, harus bekerja keras baik di dalam rumah maupun di luar rumah, bahkan selama kehamilan. Beban kerja yang berlebihan dapat meningkatkan risiko anemia akibat kelelahan dan kurangnya waktu untuk menjaga asupan nutrisi. Kesetaraan gender dapat membantu mendistribusikan pekerjaan rumah tangga secara lebih adil dan memberikan ruang bagi perempuan untuk menjaga kesehatan mereka.

Kesetaraan gender dapat berdampak langsung pada upaya pencegahan dan penanganan
anemia pada ibu hamil melalui:

  • Peningkatan akses ke layanan kesehatan: Kesetaraan gender memastikan ibu hamil memiliki kebebasan untuk mengakses layanan kesehatan tanpa hambatan.
  • Ketersediaan sumber daya ekonomi: Perempuan yang memiliki kontrol atas sumber daya keuangan lebih mungkin membeli makanan bergizi dan suplemen zat besi.
  • Perubahan pola budaya: Dengan mendorong kesetaraan gender, pola budaya yang mendiskriminasi perempuan dalam pemberian makanan dan pengambilan keputusan dapat diubah.

Kesetaraan gender berperan penting dalam mengurangi angka kejadian anemia pada ibu hamil. Dengan memastikan perempuan memiliki akses yang setara terhadap sumber daya, pendidikan dan pengambilan keputusan, risiko anemia selama kehamilan dapat diminimalkan. Oleh karena itu, program kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk mengurangi anemia pada ibu hamil perlu mengintegrasikan upaya untuk meningkatkan kesetaraan gender dalam
masyarakat.

Referensi

  1. Habib M, Kurniawan TM, Evarista V, Ardiansyah R, Kencana VL. Implementasi PrinsipKesetaraan Gender dalam Undang-Undang Perkawinan di Indonesia. J Mandalika Lit.2025;6(2):325–34.
  2. World Health Organization. WHO recommendations on antenatal care for a positive pregnancy experience. 2016.
  3. Khasanah NA, Syalfina AD, Sulistyawati W. Keterlibatan Suami dalam Melaksanakan PeranDomestik Ibu Hamil dengan Anemia Kehamilan. Pros Semin Nas INAHCO 2019 [Internet].18 Desember 2019 [dikutip 9 Januari 2025];1. Tersedia pada: https://publikasi.polije.ac.id/inahco/article/view/1761
  4. Pratley P. Associations between quantitative measures of women’s empowerment and access to care and health status for mothers and their children: A systematic review of evidence from the developing world. Soc Sci Med. 1 November 2016;169:119–31.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Other Recent Articles

Scroll to Top
Whatsapp
Butuh Batuan?
Halo WRHC,
Ada yang dapat kami bantu?