By: Shentya Fitirana, S.ST, M.Keb, Elly Dwi Wahyuni, SST, M.Keb , Dr. Dewi Nirmala Sari, SKM, M.Biomed
Masa remaja adalah masa transisi yang penuh dengan perubahan, baik secara fisik, emosional, maupun sosial. Sayangnya, di tengah perkembangan ini, masih banyak remaja yang kurang memiliki pemahaman tentang kesehatan reproduksi. Hal ini dapat menyebabkan berbagai permasalahan, mulai dari pernikahan dini, kehamilan yang tidak diinginkan, hingga risiko penyakit menular seksual.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan remaja, tim pengabdian masyarakat dari Poltekkes Kemenkes Jakarta III Jurusan Kebidanan menginisiasi program Peer Group. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi melalui pendekatan teman sebaya yang lebih efektif dan mudah diterima.
Peer Group Sebagai Wadah Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja
Dalam program pengabdian masyarakat ini, Peer Group dibentuk di beberapa lokasi, termasuk RW 09 Kelurahan Jati Warna, Bekasi, serta SMAN 16 Bekasi. Peer Group ini terdiri dari remaja putri yang dilatih untuk menjadi agen edukasi bagi teman-teman sebaya mereka. Konsep ini diadopsi karena remaja cenderung lebih nyaman berdiskusi dengan teman sebaya dibandingkan dengan orang dewasa.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini dilakukan secara bertahap:
- Tahap Pengkajian
Mengidentifikasi tingkat pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi. - Pelatihan Peer Group
Melatih remaja putri sebagai duta kesehatan reproduksi. - Implementasi Program
Remaja yang telah dilatih kemudian berbagi informasi dengan teman sebaya mereka. - Monitoring dan Evaluasi
Mengevaluasi efektivitas program dalam meningkatkan pemahaman kesehatan reproduksi.
Strategi Efektif dalam Implementasi Peer Group
Agar program ini berhasil, diperlukan beberapa strategi:
- Pendekatan Interaktif
Menggunakan metode diskusi, permainan edukatif, dan media digital untuk meningkatkan daya tarik materi. - Dukungan Orang Tua dan Guru
Melibatkan orang tua dan guru dalam memberikan pendampingan kepada remaja. - Penyebaran Informasi melalui Media Sosial
Memanfaatkan platform seperti Instagram, TikTok, dan WhatsApp untuk memperluas jangkauan edukasi. - Pelatihan Berkelanjutan
Memberikan pelatihan berkala bagi anggota Peer Group agar terus mendapatkan informasi terbaru.
Tantangan dalam Pelaksanaan Peer Group
Walaupun memiliki banyak manfaat, implementasi program ini juga menghadapi beberapa tantangan, seperti:
- Kurangnya Kesadaran
Beberapa remaja masih menganggap topik kesehatan reproduksi sebagai sesuatu yang tabu. - Keterbatasan Sumber Daya
Kurangnya akses terhadap materi edukasi yang berkualitas. - Perbedaan Tingkat Pemahaman
Tidak semua remaja memiliki tingkat pemahaman yang sama, sehingga metode penyampaian harus disesuaikan.
Dampak Positif Peer Group terhadap Remaja
Hasil dari program ini sangat positif. Dengan adanya Peer Group, remaja lebih aktif mencari informasi dan mendiskusikan isu kesehatan reproduksi. Mereka juga menjadi lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan diri, serta lebih berani untuk menolak perilaku berisiko yang dapat membahayakan masa depan mereka.
Selain itu, melalui media sosial, para remaja dapat menyebarkan informasi yang telah mereka pelajari kepada teman-teman mereka yang lain. Ini menciptakan efek domino dalam peningkatan kesadaran akan kesehatan reproduksi remaja.
Pendidikan kesehatan reproduksi yang efektif tidak hanya bergantung pada tenaga medis atau orang tua, tetapi juga perlu melibatkan remaja secara aktif. Program Peer Group yang telah dilaksanakan ini membuktikan bahwa pendekatan edukasi berbasis teman sebaya dapat menjadi solusi efektif dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi.
Untuk itu, diperlukan dukungan lebih lanjut dari masyarakat, sekolah, serta pemerintah agar program serupa dapat terus berkembang dan menjangkau lebih banyak remaja di berbagai wilayah.