Peer Group Berdaya, Stunting Tiada, Gerakan Remaja Peduli Kesehatan

By: Aticeh, SST., M.Keb., Ni Gusti Made Ayu Agung Budhi, SSiT., M.Keb., Bdn., Willa Follona, SST., M.Keb

Stunting masih menjadi permasalahan serius di Indonesia. Berdasarkan data Riskesdas 2018, sekitar 30,8% anak di Indonesia mengalami stunting, yang berdampak pada kualitas sumber daya manusia di masa depan. Stunting bukan hanya tentang tinggi badan yang pendek, tetapi juga berpengaruh terhadap kecerdasan, kesehatan, dan produktivitas anak saat dewasa. Oleh karena itu, pencegahan stunting harus dilakukan sejak dini, bahkan sebelum seorang perempuan memasuki masa kehamilan.

Di Kelurahan Pulogadung, Jakarta Timur, Posyandu Remaja Matahari telah menjadi garda terdepan dalam pencegahan stunting. Melalui program penyegaran dan pendampingan peer group kader posyandu, para remaja putri dibekali dengan pengetahuan tentang kesehatan, khususnya dalam mencegah anemia dan mendewasakan usia pernikahan. Langkah ini menjadi investasi penting bagi generasi masa depan yang lebih sehat dan berkualitas.

Mengapa Stunting Harus Dicegah Sejak Dini?

Stunting tidak terjadi dalam semalam. Faktor utama penyebabnya adalah kekurangan gizi kronis yang dialami sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun. Namun, masa remaja juga menjadi titik krusial dalam pencegahan stunting. Remaja putri yang mengalami anemia atau kekurangan gizi berisiko lebih tinggi melahirkan anak dengan berat badan rendah, yang pada akhirnya meningkatkan risiko stunting.

Di Kelurahan Pulogadung, ditemukan bahwa 25% remaja putri mengalami anemia. Hal ini menunjukkan perlunya tindakan segera dalam meningkatkan kesadaran dan edukasi mengenai kesehatan remaja putri.

Peran Posyandu Remaja dalam Pencegahan Stunting

Posyandu Remaja Matahari berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan remaja melalui beberapa kegiatan utama, antara lain:

  1. Penyegaran Kader Posyandu
    • Kader posyandu diberikan edukasi tentang stunting, pendewasaan usia pernikahan, dan pencegahan anemia.
    • Melalui video edukasi dan diskusi interaktif, remaja menjadi lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan sejak dini.
  1. Deteksi Dini Anemia
    • Pemeriksaan kadar hemoglobin dilakukan untuk mengetahui apakah seorang remaja mengalami anemia.
    • Pemberian tablet tambah darah dan penyuluhan gizi seimbang sebagai langkah intervensi.
  1. Pendampingan Peer Group
    • Remaja yang telah mendapatkan edukasi berperan sebagai agen perubahan dengan menyebarkan informasi kepada teman sebaya.
    • Metode ini terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman dan kesadaran kesehatan di kalangan remaja.
  1. Pembentukan Posyandu Remaja Sadar Stunting
    • Posyandu remaja tidak hanya berfokus pada kesehatan ibu dan anak, tetapi juga membangun kesadaran kolektif akan pentingnya pencegahan stunting sejak dini.
    • Kader yang telah dilatih diharapkan dapat mandiri dalam memberikan penyuluhan dan pendampingan kepada remaja lainnya.

Dampak Positif Program

Hasil dari kegiatan ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pemahaman remaja tentang kesehatan:

  • Peningkatan pengetahuan kader remaja tentang pendewasaan usia pernikahan dan pencegahan anemia sebesar 35 poin.
  • Peningkatan pemahaman peer group sebesar 30 poin.
  • Penurunan jumlah remaja dengan anemia melalui intervensi tablet tambah darah dan penyuluhan gizi.
  • Terbentuknya komunitas remaja sadar stunting yang aktif dalam menyebarluaskan edukasi kesehatan.

Posyandu Remaja Matahari membuktikan bahwa pencegahan stunting dapat dimulai sejak remaja. Dengan memberikan edukasi, pendampingan, dan fasilitas kesehatan yang memadai, remaja putri dapat tumbuh menjadi individu yang sehat dan siap menghadapi masa depan. Langkah kecil ini akan memberikan dampak besar dalam mewujudkan generasi yang lebih sehat dan berkualitas.

Pencegahan stunting bukan hanya tugas pemerintah atau tenaga kesehatan, tetapi juga tanggung jawab bersama. Setiap individu, terutama remaja, memiliki peran penting dalam menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi generasi berikutnya.

Referensi:

  1. Kementerian Kesehatan RI. (2018). Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Posyandu Remaja. Jakarta: Kemenkes RI.
  2. Riskesdas. (2018). Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar. Badan Litbangkes.
  3. Simbolon, D., Batbual, B., & Debora Ratu Ludji, I. (2022). Pembinaan Perilaku Remaja Putri dalam Pencegahan Stunting.
  4. Dinas Kesehatan DKI Jakarta. (2021). Profil Kesehatan DKI Jakarta 2021.
  5. Aryastami, N. K. (2017). Kajian Kebijakan dan Penanggulangan Masalah Gizi Stunting di Indonesia.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Other Recent Articles

Scroll to Top
Whatsapp
Butuh Batuan?
Halo WRHC,
Ada yang dapat kami bantu?