Menjadi Orang Tua Hebat, Pentingnya Kesiapan Kognitif Sebelum Menikah dan Hamil

By: Yulia Sari, SST.MKM, Diana hartaty Angraini, SST, M.Keb, Kafidah Yusrida, SST

Menikah dan memiliki anak adalah impian banyak orang, tetapi tidak semua calon orang tua memahami bahwa menjadi orang tua memerlukan kesiapan fisik, mental, dan kognitif. Banyak pasangan yang memasuki pernikahan tanpa persiapan yang cukup, terutama dalam hal memahami peran dan tanggung jawab mereka sebagai ayah dan ibu.

Kesiapan yang kurang dapat berdampak pada stres, ketidakharmonisan keluarga, bahkan kesulitan dalam mengasuh anak. Oleh karena itu, pendidikan mengenai kesiapan menjadi orang tua sangat penting, bahkan sejak masa remaja. Untuk membantu meningkatkan kesadaran masyarakat, tim pengabdian masyarakat dari Poltekkes Kemenkes Jakarta III melaksanakan program pemberdayaan bagi kader posyandu dan remaja putri tingkat akhir di Kelurahan Kayu Putih, Jakarta Timur. Program ini bertujuan untuk menyiapkan generasi muda agar memiliki pemahaman yang lebih baik sebelum menjalani peran sebagai orang tua.

Mengapa Kesiapan Kognitif Sebelum Menikah dan Hamil Itu Penting?

Banyak pasangan yang menganggap pernikahan hanya sebagai formalitas atau langkah alami dalam hidup. Padahal, ada banyak aspek yang perlu dipersiapkan sebelum memiliki anak, terutama dalam hal kesiapan kognitif.

Kesiapan ini mencakup beberapa aspek penting:

  1. Pemahaman tentang Peran Orang Tua
    • Menjadi orang tua bukan hanya soal melahirkan dan membesarkan anak, tetapi juga memahami kebutuhan fisik, mental, dan emosional mereka.
    • Orang tua harus siap memberikan kasih sayang, disiplin, dan pendidikan yang baik bagi anak mereka.

2. Kesadaran tentang Kesehatan Reproduksi

    • Banyak calon ibu yang tidak memahami pentingnya kesehatan sebelum hamil, seperti menjaga pola makan, menghindari kebiasaan buruk, dan melakukan skrining penyakit menular.
    • Kehamilan yang tidak direncanakan dapat meningkatkan risiko komplikasi seperti anemia, tekanan darah tinggi, dan berat badan bayi lahir rendah​.

3. Pola Asuh dan Pengasuhan Anak

    • Menjadi orang tua bukan sekadar memberikan makanan dan pakaian kepada anak, tetapi juga mendidik mereka dengan pola asuh yang baik.
    • Kurangnya kesiapan dalam pengasuhan dapat menyebabkan anak mengalami gangguan emosional, kurang percaya diri, atau bahkan mengalami kekerasan dalam keluarga​.

4. Kesiapan Mental dan Psikologis

    • Banyak pasangan muda mengalami stres dan depresi karena kurangnya kesiapan dalam menghadapi perubahan hidup setelah menikah dan memiliki anak.
    • Dukungan pasangan dan keluarga sangat penting untuk menjaga kesehatan mental calon ibu dan ayah.

Program Pemberdayaan bagi Kader Posyandu dan Remaja Putri

Tim pengabdian masyarakat dari Poltekkes Kemenkes Jakarta III menyelenggarakan penyuluhan bagi kader posyandu dan remaja putri tingkat akhir. Program ini bertujuan untuk:

  • Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesiapan menjadi orang tua.
  • Memberikan edukasi tentang kesehatan reproduksi dan perencanaan keluarga.
  • Membantu remaja putri memahami peran dan tanggung jawab sebagai ibu di masa depan.

Kegiatan ini dilakukan dalam empat sesi penyuluhan, yang melibatkan 15 kader posyandu dan 16 remaja putri tingkat akhir.

  1. Pelatihan bagi Kader Posyandu
    Kader posyandu diberikan pelatihan tentang:
    • Bagaimana memberikan edukasi kepada remaja putri tentang kesiapan menjadi orang tua.
    • Pentingnya kesehatan reproduksi dan perencanaan keluarga.
    • Strategi mendukung calon ibu dalam menjaga kesehatan selama kehamilan.

Hasilnya, 90% kader menyatakan lebih siap memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya kesiapan kognitif sebelum menikah dan hamil.

      2. Edukasi kepada Remaja Putri

Materi yang diberikan kepada remaja putri mencakup:

    • Usia ideal untuk menikah dan memiliki anak (lebih dari 20 tahun untuk mengurangi risiko kesehatan).
    • Perubahan fisik dan emosional yang akan dialami setelah menikah dan hamil.
    • Pentingnya dukungan pasangan dalam membangun keluarga yang harmonis.

Dari hasil post-test, 80% peserta menunjukkan peningkatan pemahaman yang signifikan tentang kesiapan menjadi orang tua

Dampak Positif Program

Program ini memberikan dampak besar bagi masyarakat, terutama dalam:

  1. Meningkatkan Kesadaran tentang Peran dan Tanggung Jawab Orang Tua
    Peserta kini lebih memahami bahwa menjadi orang tua bukan hanya soal menikah dan memiliki anak, tetapi juga kesiapan fisik, mental, dan kognitif.
  2. Mencegah Kehamilan Tidak Direncanakan dan Pernikahan Dini
    Dengan edukasi yang tepat, semakin banyak remaja yang memahami pentingnya perencanaan keluarga yang matang.
  3. Memberdayakan Kader Posyandu sebagai Agen Perubahan
    Setelah pelatihan ini, kader posyandu dapat menyebarkan informasi kepada lebih banyak orang di komunitas mereka.
  4. Meningkatkan Dukungan Pasangan dalam Perencanaan Keluarga
    Banyak remaja yang mengikuti program ini kini lebih siap untuk berdiskusi dengan pasangan mereka di masa depan tentang perencanaan keluarga dan pola asuh anak

Kesimpulan

Menjadi orang tua adalah perjalanan yang luar biasa, tetapi juga membutuhkan kesiapan yang matang. Persiapan kognitif sebelum menikah dan hamil sangat penting untuk memastikan bahwa pasangan siap secara fisik, mental, dan emosional dalam menghadapi tantangan menjadi orang tua.

Melalui program edukasi yang telah dilakukan di Kelurahan Kayu Putih, semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya perencanaan sebelum kehamilan. Ke depan, program serupa diharapkan dapat diterapkan di lebih banyak wilayah, agar semakin banyak generasi yang lahir dalam kondisi sehat dan siap menghadapi masa depan.

Jadilah orang tua yang siap dan hebat! Mulai persiapkan masa depan keluarga sejak sekarang.

Referensi:

  1. WHO. (2022). Preconception Care: Global Recommendations for a Healthy Pregnancy. Geneva: World Health Organization.
  2. Kementerian Kesehatan RI. (2022). Panduan Kesehatan Reproduksi untuk Calon Orang Tua. Jakarta: Kemenkes RI.
  3. Elvina, L., ZA, R. N., & Rosdiana, E. (2018). Faktor yang Berhubungan dengan Kesiapan Psikologis Ibu Hamil dalam Menghadapi Persalinan. Journal of Healthcare Technology and Medicine.
  4. Setyowati, Y. D., Krisnatuti, D., & Hastuti, D. (2017). Pengaruh Kesiapan Menjadi Orang Tua terhadap Perkembangan Sosial Anak. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen.
  5. Poltekkes Kemenkes Jakarta III. (2021). Laporan Pengabdian Masyarakat: Kesiapan Kognitif Menjadi Orang Tua Hebat.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Other Recent Articles

Scroll to Top
Whatsapp
Butuh Batuan?
Halo WRHC,
Ada yang dapat kami bantu?