By: Ani Kusumastuti, SST., M.Keb, Dr. Rosni Lubis, SST., M.Keb, Junengsih, SST., M.Kes
Setelah melahirkan, seorang ibu mengalami berbagai perubahan besar, baik secara fisik maupun emosional. Masa nifas, yaitu 6 minggu setelah melahirkan, adalah masa yang krusial dalam pemulihan ibu. Tidak hanya berkaitan dengan kesehatan fisik, tetapi juga kesejahteraan psikologisnya.
Sayangnya, banyak ibu nifas mengalami stres, kecemasan, hingga depresi pascapersalinan atau postpartum depression yang dapat berdampak buruk pada kesehatan ibu dan bayinya. Salah satu faktor utama yang dapat membantu ibu melalui masa ini adalah dukungan dari suami.
Di Kelurahan Baru, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, tim dosen dari Poltekkes Kemenkes Jakarta III mengadakan program pengabdian masyarakat untuk meningkatkan kapasitas kader dalam mengedukasi suami dan keluarga tentang pentingnya peran mereka dalam mendukung ibu nifas. Program ini dilakukan dengan berbagai pendekatan, seperti edukasi, diskusi kelompok, serta pembentukan komunitas pendukung ibu nifas.
Di Indonesia, masih ada anggapan bahwa urusan merawat anak dan kesehatan ibu adalah tanggung jawab perempuan. Padahal, penelitian menunjukkan bahwa dukungan suami dapat:
- Mengurangi risiko depresi postpartum
Ibu yang mendapatkan perhatian dan bantuan dari suami lebih kecil kemungkinannya mengalami stres berat. - Meningkatkan keberhasilan menyusui
Suami yang mendukung dapat membantu ibu menyusui lebih lama dan eksklusif. - Meningkatkan kesehatan bayi
Bayi yang dirawat oleh ibu yang sehat secara fisik dan emosional lebih cenderung tumbuh dengan baik.
Dalam program ini, para kader dilatih untuk memberikan pemahaman kepada para suami tentang berbagai bentuk dukungan yang dapat mereka berikan, seperti:
- Dukungan emosional: Mendengarkan keluhan ibu, memberikan kata-kata penyemangat, dan tidak membiarkan ibu merasa sendirian.
- Dukungan instrumental: Membantu mengurus bayi, mendukung ibu untuk beristirahat cukup, dan membantu pekerjaan rumah tangga.
- Dukungan informasi: Membantu ibu memperoleh informasi yang benar tentang perawatan nifas dan menyusui.
- Dukungan penghargaan: Menghargai usaha ibu dalam merawat bayi dan memberikan pujian atas setiap usahanya.
Setelah pelaksanaan program, terjadi peningkatan pemahaman para kader tentang pentingnya keterlibatan suami dalam mendukung ibu nifas. Para kader yang telah mendapatkan edukasi mampu meneruskan pengetahuan ini kepada para suami dan keluarga di wilayah mereka.
Salah satu hasil nyata dari program ini adalah terbentuknya komunitas ibu nifas dan suami pendukung yang bertujuan untuk saling berbagi pengalaman dan memberikan motivasi. Dengan adanya komunitas ini, ibu-ibu nifas tidak merasa sendirian dalam menghadapi tantangan setelah melahirkan.
Peran suami dalam mendukung ibu nifas bukan hanya berdampak pada kesejahteraan ibu, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan bayi yang lebih sehat dan bahagia. Dengan meningkatkan pemahaman masyarakat, terutama para suami, tentang pentingnya dukungan di masa nifas, kita turut menciptakan keluarga yang lebih harmonis dan generasi masa depan yang lebih sehat.
Referensi:
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Panduan Pencegahan Depresi Postpartum. Jakarta: Kemenkes RI.
- Istianah, R., & Faulina, E. (2024). The Impact of Emotional Support on Postpartum Depression. Journal of Maternal Health and Well-being, 12(1), 45-60
- Yunitasari, R., & Suryani, A. (2020). Postpartum Blues and Its Management Strategies. International Journal of Women’s Health Studies, 8(2), 134-150
- Barimani, M., Vikström, A., Rosander, M., Forslund Frykedal, K., & Berlin, A. (2017). Support and continuity during the first 2 weeks postpartum. Scandinavian Journal of Caring Sciences, 31(1), 56-64. https://doi.org/10.1111/scs.12324