By: Wa Ode Hajrah, SST., M.Kes, Dra. Wartonah. Ners., S.Kep. MM, Nur Fitri Ayu Pertiwi, SST., M.Keb, Risalatun Nikmah, S.Tr.Keb
Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti hipertensi dan diabetes semakin meningkat di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa prevalensi diabetes meningkat hingga 10,9% dan diprediksi akan terus bertambah. Hipertensi, yang dikenal sebagai silent killer sering tidak disadari oleh penderitanya hingga menimbulkan komplikasi serius seperti stroke dan gagal ginjal. Sayangnya, banyak masyarakat yang masih kurang memahami pentingnya deteksi dini PTM. Kader Posyandu sebagai garda terdepan di masyarakat memiliki potensi besar dalam membantu mendeteksi PTM secara dini dan mencegah dampak buruknya.
Sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesehatan masyarakat, Program Pengabdian Masyarakat dari Politeknik Kesehatan Jakarta III melaksanakan pelatihan bagi kader Posyandu di Kelurahan Tugu Utara, Jakarta Utara. Program ini bertujuan untuk membekali kader dengan keterampilan skrining PTM, termasuk cara mengukur tekanan darah, indeks massa tubuh (IMT), lingkar perut, serta pemeriksaan gula darah sewaktu.
Pelatihan ini terdiri dari empat tahap, yaitu:
- Sosialisasi dan Edukasi: Memberikan pemahaman dasar mengenai PTM, faktor risiko, dan pentingnya deteksi dini.
- Pelatihan Teori dan Praktik: Kader diajarkan teknik pengukuran tekanan darah, berat badan, tinggi badan, lingkar perut, dan pemeriksaan gula darah sewaktu.
- Simulasi dan Evaluasi: Kader dibagi dalam kelompok kecil untuk mempraktikkan keterampilan yang telah dipelajari dengan bimbingan tenaga kesehatan.
- Monitoring dan Evaluasi: Mengukur peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader melalui tes sebelum dan sesudah pelatihan.
Hasil dari pelatihan ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pengetahuan dan keterampilan kader. Sebanyak 85% kader mengalami peningkatan pemahaman tentang PTM, dan 100% kader yang mengikuti pelatihan mampu melakukan skrining obesitas, pengukuran tekanan darah, dan pemeriksaan gula darah sewaktu dengan benar.
Keberhasilan ini menunjukkan bahwa kader Posyandu yang telah mendapatkan pelatihan dapat menjadi agen perubahan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap PTM. Mereka diharapkan dapat melakukan skrining secara rutin di Posyandu dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pola hidup sehat.
Program ini tidak hanya memberikan manfaat bagi kader tetapi juga bagi masyarakat luas. Dengan adanya kader yang terampil dalam deteksi dini PTM, masyarakat akan lebih mudah mendapatkan layanan kesehatan tanpa harus selalu mengandalkan tenaga medis yang terbatas. Selain itu, deteksi dini PTM dapat membantu mencegah komplikasi serius, mengurangi beban ekonomi akibat biaya pengobatan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Pemberdayaan kader Posyandu dalam deteksi dini PTM merupakan langkah kecil yang membawa dampak besar. Program ini terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader, yang pada akhirnya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, program serupa perlu diperluas dan didukung oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah, institusi pendidikan, dan tenaga kesehatan.
Referensi:
- Kementerian Kesehatan RI. (2022). Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).
- WHO. (2023). Diabetes Mellitus: Prevention and Control. Diakses dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diabetes
- Dinas Kesehatan Jakarta. (2023). Mengenal Penyakit Hipertensi dan Cara Mencegahnya. Diakses dari https://dinkes.jakarta.go.id/berita/read/mengenal-penyakit-hipertensi-dan-cara-mencegahnya
- Bustamam, N., Fauziah, C., & Savitri, P. M. (2022). Edukasi Menggunakan Sosial Media dan Pelatihan Bagi Kader Posbindu dalam Mencegah dan Mengendalikan Hipertensi. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(3), 434-441.