By: Nina primasari SST, M.Keb, Fauziah yulfitria, SST, M.Keb, Yudhia Fratidhina, Am.Keb, SKM, M.Kes
Masa remaja adalah fase penting dalam kehidupan, di mana perubahan fisik dan psikologis terjadi dengan cepat. Salah satu perubahan utama yang dialami remaja putri adalah menstruasi. Sayangnya, masih banyak remaja yang merasa tabu untuk membicarakan hal ini, bahkan dengan ibu atau orang terdekat mereka. Kurangnya edukasi yang tepat membuat banyak remaja menghadapi menstruasi dengan rasa takut dan ketidaksiapan.
Sebagai respons terhadap tantangan ini, Divisi Keputrian Remaja Masjid AlMasyhuda Bekasi berperan aktif dalam memberikan edukasi kesehatan reproduksi, terutama mengenai manajemen menstruasi yang sehat dan benar. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja putri terhadap kesehatan reproduksi mereka.
Peran Divisi Keputrian dalam Meningkatkan Kesadaran Kesehatan Reproduksi
Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Dosen Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta III berfokus pada pemberdayaan Divisi Keputrian Remaja Masjid AlMasyhuda Bekasi. Program ini tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga membekali remaja dengan keterampilan praktis dalam mengelola menstruasi dengan baik.
Beberapa langkah yang dilakukan dalam program ini meliputi:
- Edukasi tentang Menstruasi: Memberikan pemahaman tentang proses menstruasi, siklus menstruasi normal, serta pentingnya menjaga kebersihan diri saat haid.
- Pelatihan Manajemen Menstruasi: Melatih remaja dalam memilih pembalut yang tepat, menjaga kebersihan alat genitalia, dan mengatasi rasa tidak nyaman selama menstruasi.
- Penyuluhan Peer-to-Peer: Remaja putri yang telah mendapatkan pelatihan diharapkan mampu menyebarkan informasi kepada teman sebaya mereka.
- Pembuatan Media Edukasi: Video animasi dan booklet berisi informasi kesehatan reproduksi yang menarik dan mudah dipahami.
Hasil Program: Remaja Lebih Paham dan Peduli terhadap Kesehatan Reproduksi
Program ini menghasilkan dampak positif yang signifikan, antara lain:
- Peningkatan Pengetahuan Remaja tentang Menstruasi
Sebelum diberikan edukasi, nilai rata-rata pengetahuan remaja tentang menstruasi hanya 6,1. Setelah pelatihan, nilai meningkat menjadi 8,5, menunjukkan pemahaman yang lebih baik tentang kesehatan menstruasi. - Terbentuknya Kelompok Remaja Peduli Kesehatan Reproduksi
Divisi Keputrian Masjid AlMasyhuda berhasil membentuk kelompok Remaja Peduli Kesehatan Reproduksi yang aktif dalam memberikan penyuluhan kepada teman sebaya. - Edukasi yang Lebih Menarik dan Interaktif
Penggunaan booklet dan video edukatif membantu remaja lebih memahami informasi kesehatan reproduksi dengan cara yang menyenangkan dan tidak membosankan. - Peningkatan Kesadaran akan Kebersihan Diri saat Menstruasi
Dari hasil survei terhadap 50 remaja putri, 80% peserta mengalami peningkatan pemahaman tentang pentingnya kebersihan alat genitalia selama menstruasi, serta memilih pembalut yang sesuai untuk kenyamanan dan kesehatan mereka. - Dampak Penyuluhan Peer-to-Peer
Setelah pelatihan, 70% peserta mulai aktif berbagi informasi kesehatan menstruasi kepada teman sebaya, yang menunjukkan keberhasilan model edukasi berbasis komunitas ini.
Mitos vs Fakta Seputar Menstruasi
Banyak mitos tentang menstruasi yang berkembang di masyarakat, seperti:
- Minum es saat haid bisa menyebabkan darah menggumpal
Faktanya, konsumsi minuman dingin tidak berpengaruh terhadap menstruasi karena sistem pencernaan tidak berkaitan langsung dengan sistem reproduksi. - Pembalut bekas harus dicuci bersih agar tidak ditempeli makhluk halus
Faktanya, menurut WHO, pembalut sekali pakai sebaiknya langsung dibuang dengan cara yang higienis tanpa perlu dicuci.
Dengan edukasi yang benar, remaja putri dapat memahami fakta ilmiah dan tidak mudah terpengaruh oleh mitos yang menyesatkan.
Langkah Selanjutnya untuk Menjaga Kesehatan Reproduksi Remaja
- Meningkatkan Akses Informasi yang Akurat
Pemerintah dan masyarakat harus memastikan bahwa remaja mendapatkan informasi kesehatan reproduksi yang benar sejak dini. - Mendorong Peran Remaja dalam Edukasi Kesehatan
Kelompok remaja yang sudah teredukasi diharapkan bisa menjadi agen perubahan dalam menyebarkan informasi kepada teman sebaya. - Memanfaatkan Teknologi Digital untuk Edukasi
Pemanfaatan media sosial, video edukatif, dan aplikasi kesehatan dapat menjadi sarana efektif untuk menjangkau lebih banyak remaja.
Program pengabdian masyarakat di Masjid AlMasyhuda Bekasi membuktikan bahwa pendidikan kesehatan reproduksi berbasis komunitas dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran remaja tentang kesehatan menstruasi. Dengan pendekatan yang interaktif dan berbasis peer-to-peer, remaja tidak hanya memahami konsep kesehatan reproduksi, tetapi juga dapat berbagi informasi kepada teman-temannya.
Edukasi kesehatan reproduksi adalah investasi masa depan bagi generasi muda. Ketika remaja putri memiliki pemahaman yang baik tentang kesehatan reproduksi, mereka akan tumbuh menjadi perempuan yang lebih percaya diri, sehat, dan siap menghadapi tantangan kehidupan.
Referensi:
- Kementerian Kesehatan RI. (2021). Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2022. Jakarta: Kemenkes RI.
- WHO. (2021). Global Health Observatory Data: Adolescent Health and Reproductive Well-being. Geneva: World Health Organization.
- Inderiati, D., Mirawati, M., Aryadnyani, N. P., & Yantina, D. (2021). Peningkatan Keterampilan Kader dalam Skrining Penyakit Tidak Menular. Jurnal Pemberdayaan Komunitas MH Thamrin, 5(1), 84-95.
- Fauziah, Y., Fratidhina, Y., & Primasari, N. (2021). Optimalisasi Peran Divisi Keputrian Remaja Masjid AlMasyhuda Bekasi dalam Meningkatkan Kesehatan Reproduksi Remaja. Jurnal Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta III, 2786-1-11.
- Notoatmodjo, S. (2021). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.