Cegah Stunting, Cerdaskan Anak Bangsa, Peran Orang Tua dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan

By: Sri Sukamti, SKp, MKM., Winancy, SST, M.Keb, Bdn., Syarifah, SST

Stunting adalah salah satu masalah gizi yang mengancam masa depan anak-anak Indonesia. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, pada tahun 2019, sekitar 27,67% balita di Indonesia mengalami stunting. Angka ini menunjukkan bahwa hampir 1 dari 3 anak mengalami gangguan pertumbuhan akibat kurangnya asupan gizi yang optimal dalam masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Lebih dari sekadar tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan anak seusianya, stunting berdampak pada perkembangan otak, kecerdasan, dan produktivitas di masa depan. Kondisi ini bisa dicegah, salah satunya dengan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan orang tua mengenai gizi seimbang dan pola asuh yang tepat.

Pentingnya Pendidikan Kesehatan bagi Orang Tua

Berdasarkan pengabdian masyarakat yang dilakukan di Posyandu RT 05 Kelurahan Kayu Putih, Jakarta Timur, ditemukan bahwa sebagian besar orang tua belum memahami sepenuhnya tentang stunting, penyebabnya, serta cara mencegahnya. Banyak ibu yang mengaku baru pertama kali mendapatkan edukasi mengenai pentingnya gizi dalam 1000 HPK.

Untuk menjawab tantangan ini, kegiatan pengabdian dilakukan dengan metode brainstorming interaktif, yaitu membahas stunting dengan cara diskusi terbuka, tanya jawab, serta permainan edukatif. Hasilnya, setelah kegiatan ini, orang tua mengalami peningkatan pengetahuan yang signifikan.

Sebelumnya, mereka tidak bisa menjawab pertanyaan dasar tentang stunting, tetapi setelah mendapatkan edukasi, mayoritas orang tua mampu menjelaskan kembali materi yang disampaikan dengan baik.

Mengapa Stunting Harus Dicegah Sejak Dini?

Stunting bukan hanya soal pertumbuhan fisik yang terhambat, tetapi juga memiliki dampak jangka panjang yang serius, antara lain:

  1. Gangguan perkembangan otak
    Anak dengan stunting cenderung memiliki kecerdasan lebih rendah dibandingkan anak dengan pertumbuhan normal.
  2. Risiko penyakit kronis di masa depan
    Stunting meningkatkan risiko diabetes, penyakit jantung, dan obesitas saat dewasa.
  3. Produktivitas rendah di usia dewasa
    Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki kemampuan kognitif dan fisik yang lebih rendah, mempengaruhi peluang kerja dan ekonomi di masa depan.

Karena itu, pencegahan stunting harus dilakukan sejak dini, terutama dengan memperhatikan nutrisi ibu hamil dan anak dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan.

Bagaimana Mencegah Stunting?

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah stunting:

  1. Pastikan Asupan Gizi Seimbang Sejak Kehamilan
    • Konsumsi makanan bergizi seperti protein, zat besi, asam folat, dan kalsium.
    • Minum tablet tambah darah untuk mencegah anemia pada ibu hamil.
    • Periksa kehamilan secara rutin di puskesmas atau bidan.
  2. Lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Pemberian ASI Eksklusif
    • Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama tanpa tambahan makanan atau minuman lain.
    • Lanjutkan pemberian ASI hingga usia 2 tahun, dengan tambahan MPASI bergizi mulai usia 6 bulan.
  3. Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang Berkualitas
    • Pastikan MPASI mengandung karbohidrat, protein hewani, lemak sehat, dan vitamin.
    • Hindari makanan instan yang mengandung banyak gula dan garam.
  4. Jaga Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan
    • Cuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar.
    • Gunakan air bersih dan pastikan lingkungan rumah sehat.
    • Pastikan anak mendapatkan imunisasi lengkap untuk mencegah infeksi.
  5. Pantau Pertumbuhan Anak Secara Rutin di Posyandu
    • Timbang berat badan dan ukur tinggi badan anak setiap bulan di posyandu.
    • Jika ditemukan tanda-tanda stunting, segera konsultasikan dengan tenaga kesehatan.

Peran Orang Tua dalam Mencegah Stunting

Studi ini menegaskan bahwa peran orang tua sangat krusial dalam upaya mencegah stunting. Ketidaktahuan dan kurangnya akses informasi sering kali menjadi penyebab utama mengapa banyak anak mengalami stunting.

Edukasi yang berkelanjutan, seperti yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini, terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman orang tua tentang pentingnya gizi seimbang dan pola asuh yang tepat.

Harapannya, kegiatan serupa bisa dilakukan secara rutin di berbagai wilayah, sehingga semakin banyak orang tua yang sadar akan pentingnya pencegahan stunting sejak dini.

Stunting bisa dicegah dengan langkah-langkah sederhana namun penting, mulai dari memperhatikan gizi ibu hamil, memberikan ASI eksklusif, memberikan MPASI bergizi, menjaga kebersihan lingkungan, hingga rutin memantau pertumbuhan anak di posyandu.

Pendidikan kesehatan bagi orang tua menjadi kunci dalam menciptakan generasi yang lebih sehat, cerdas, dan produktif. Melalui kegiatan edukasi yang interaktif dan menarik, orang tua bisa lebih memahami cara menjaga kesehatan anak sejak dini, sehingga kita bisa bersama-sama mewujudkan Indonesia bebas stunting.

Referensi:

  1. Kementerian Kesehatan RI. (2019). Laporan Pelaksanaan Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019.
  2. World Health Organization (WHO). (2021). Stunting Policy Brief: Reducing the Global Burden of Stunted Growth.
  3. Akombi, B. J., et al. (2017). Stunting and severe stunting among children under-5 years in Nigeria: A multilevel analysis. BMC Pediatrics, 17(1), 1–16.
  4. Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia. (2021). Laporan Capaian Pelaksanaan Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) Periode 2018-2020.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Other Recent Articles

Scroll to Top
Whatsapp
Butuh Batuan?
Halo WRHC,
Ada yang dapat kami bantu?