By: Arsy Prawita
Masa nifas adalah periode yang dimulai setelah kelahiran bayi dan berlangsung hingga enam minggu (42 hari). Masa nifas merupakan waktu yang kritis bagi perempuan, bayi baru lahir, pasangan, orangtua, pengasuh dan keluarga. Selama periode ini, beban kematian dan morbiditas ibu serta bayi baru lahir masih sangat tinggi. Pelayanan perawatan masa nifas merupakan komponen mendasar dari rangkaian perawatan ibu, bayi baru lahir dan anak, serta kunci untuk mencapai tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs) tentang kesehatan reproduksi, kesehatan ibu dan anak, termasuk target mengurangi kematian ibu dan mengakhiri kematian bayi baru lahir yang dapat dicegah. Periode pascapersalinan ini penting untuk kesehatan dan kesejahteraan jangka pendek dan panjang, baik dari fisik ataupun psikologi serta perbedaan budaya yang mengikutinya.
Perawatan berbasis budaya pada ibu pasca melahirkan dapat mengurangi masalah fisik dan psikologis. Cara ibu menangani komplikasi pasca melahirkan tidak dapat dipisahkan dari kebiasaan dan budaya keluarga. Salah satu intervensi yang digunakan adalah terapi hangat dengan paparan sinar matahari (fototerapi). Fototerapi telah berkembang menjadi inovasi inframerah yang dapat merangsang potensi aksi, mempengaruhi denyut nadi, berdampak pada proses penyembuhan luka, dan mengurangi edema. Regenerasi pada jaringan sel saraf dapat mengurangi rasa sakit. Inframerah dengan panjang gelombang optimal, atau kombinasi intensitas dan durasi yang berbeda, menghasilkan produksi melatonin. Oleh karena itu, cahaya dapat merangsang suasana hati dan memori serta meningkatkan fungsi kognitif. Inframerah dekat dengan panjang gelombang 760–1400 nm dapat memberikan efek panas pada kulit. Inframerah dekat merupakan terapi cahaya tingkat rendah atau fotobiomodulasi. Penelitian menunjukkan bahwa inframerah dekat dapat memberikan manfaat baik dalam hal kondisi fisik maupun psikologis.
Fotobiomodulasi inframerah jarak dekat menstimulasi otot untuk berkontraksi, dan memberikan rasa hangat, kenyamanan dan menghilangkan rasa sakit sehingga tinggi fundus uteri menurun. Pada fotobiomodulasi, terjadi penurunan uterus yang lebih cepat dan signifikan. Selain itu, hormon oksitosin dapat terstimulasi dan mempercepat proses involusi rahim. Adapun terjadi penurunan rasa sakit setelah mendapatkan fotobiomodulasi inframerah dekat secara rutin. Hal ini sesuai dengan penelitian- penelitian yang didapat sebelumnya. Sehingga risiko perdarahan postpartum akan menurun serta mencegah terjadinya kematian pada ibu di masa nifas.
Intervensi fotobiomodulasi juga meningkatkan permeabilitas pembuluh darah. Hal ini dapat meningkatkan kualitas tidur, memungkinkan istirahat yang cukup dan meningkatkan sekresi hormon prolaktin dan oksitosin, yang dapat meningkatkan produksi ASI. Fotobiomodulasi inframerah dekat juga dapat mencegah mastitis yang disebabkan oleh infeksi. Bayi yang diberi ASI memiliki perkembangan materi abu-abu regional yang lebih besar dan peningkatan fungsi materi abu-abu regional dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula pada usia hampir cukup bulan, yang menunjukkan bahwa pemberian ASI pada periode pascanatal awal, memiliki pengaruh pada perkembangan otak awal pada bayi prematur. Bukti juga menunjukkan bahwa menyusui atau memberikan ASI bermanfaat bagi perkembangan saraf anak. Manfaat ini mungkin disebabkan oleh perbedaan nutrisi dalam ASI dibandingkan dengan susu formula bayi dan perbedaan dalam interaksi ibu-bayi mungkin juga berperan. Secara keseluruhan, bukti yang tersedia mengenai manfaat perkembangan saraf mendukung rekomendasi yang ada bahwa bayi harus disusui secara eksklusif selama 6 bulan dan bahwa bayi prematur yang dirawat di rumah sakit harus menerima ASI yang diperkaya. Maka ASI adalah makanan terbaik bagi bayi, baik bayi tersebut cukup bulan atau bayi prematur. Karena bukan hanya kandungannya tetapi ASI memberikan efek positif bagi kecerdasan otak bayi. Maka penggunaan inframerah cukup efektif untuk meningkatkan produksi ASI.
Nyeri perineum yang berhubungan dengan episiotomi dapat mengganggu aktivitas harian wanita pascapersalinan dan dapat mencegah pemberian ASI yang baik, perawatan di rumah, dan ikatan ibu-bayi. Penerapan panas kering menggunakan inframerah meningkatkan penyembuhan luka episiotomi pada wanita primipara dan mengurangi nyeri perineum selama hari-hari awal pascapersalinan. Kekhawatiran yang dialami banyak ibu pascapersalinan, termasuk rasa sakit dan penyembuhan luka yang lama. Terapi radiasi seperti fotobiomodulasi inframerah telah terbukti mempercepat proses penyembuhan luka, jika diberikan secara teratur. Serta fotobiomodulasi inframerah jarak dekat dapat memberikan kenyamanan bagi ibu pascapersalinan. Fotobiomodulasi ini dapat merangsang endorfin, sehingga meningkatkan kenyamanan. Peningkatan suasana hati dapat mengurangi kemungkinan gangguan psikologis dan psikososial pada ibu pascapersalinan. Kemungkinan tersebut membuat risiko untuk ibu nifas mengalami depresi postpartum menurun. Ibu nifas menjadi lebih rileks dan kekhawatiran akan menurun.
Penggunaan terapi Inframerah telah menunjukkan hasil yang lebih baik dalam mengurangi nyeri pascapersalinan dan meningkatkan penyembuhan luka serta tonus otot perineum. Terapi Inframerah memiliki pemenuhan dan kepuasan pasien yang lebih baik, lebih mudah digunakan dan hemat biaya. Tidak hanya itu, penggunaan ini menghindarkan ibu dari depresi postpartum, meningkatkan produksi ASI dan mengurangi rasa sakit ibu setelah melahirkan. Terapi infrared menjadikan terapi nonfarmakologi yang dapat lebih bisa diaplikasikan dalam kebidanan. Harus ada penelitian lebih lanjut mengenai infrared pada masa nifas ini, agar manfaat bisa lebih dirasakan dan kematian ibu dan bayi dapat dihindari. Apakah Anda berani mencoba inframerah ini?
Referensi:
- Bhal, R. 2022. WHO Recommendations on Maternal and Newborn Care For a Positive Postnatal Experience., World Health Organization. Available at: https://www.who.int/publications/i/item/9789240045989.
- Brown Belfort, M. 2017. The Science of Breastfeeding and Brain Development. Breastfeeding Medicine, 12(8), pp. 459–461. Available at: https://doi.org/10.1089/bfm.2017.0122.
- Ramesh, S. et al. 2024. Effects of Far Infrared Radiation and Sitz Bath on Perineal Wound Healing and Pain in Primiparous Women Undergoing an Episiotomy: A Randomized
Prospective Parallel Arm Study, Cureus, 16(8). Available at: https://doi.org/10.7759/cureus.67477. - Roma, N.Z.H. et al. 2023. Effect of Dry Heat Application on Perineal Pain and Episiotomy
Wound Healing among Primipara Women. Obstetrics and Gynecology International. Available at: https://doi.org/10.1155/2023/9572354. - Rosnani, R. et al. 2022. Photobiomodulation: A Cultural Nursing Intervention for Physical and Psychological Adaptation. British Journal of Midwifery, 30(5), pp. 258–268. Available at: https://doi.org/10.12968/bjom.2022.30.5.258.
- Zhang, Y. et al. 2022. The impact of breast milk feeding on early brain development in preterm infants in China: An observational study, PLoS ONE, 17(11 November), pp. 1–15. Available at: https://doi.org/10.1371/journal.pone.0272125.
- Lopez-Gonzalez DM, Kopparapu AK. Postpartum Care of the New Mother. [Updated 2022 Dec 11]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK565875/