ASI Eksklusif, Investasi Terbaik untuk Masa Depan Anak

By: Ani Kususmastuti, S.ST, M.Keb, Jehanara, SST, M.Keb, Bdn., Heriza Syam SST, M.Keb

ASI merupakan sumber nutrisi utama yang paling ideal untuk bayi, terutama dalam enam bulan pertama kehidupannya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF merekomendasikan pemberian ASI eksklusif karena manfaatnya yang tak tertandingi dalam mendukung kesehatan, pertumbuhan, dan perkembangan bayi secara optimal. ASI mengandung antibodi yang membantu melindungi bayi dari infeksi, serta memiliki komposisi nutrisi yang sempurna untuk memenuhi kebutuhan bayi.

Sayangnya, tingkat pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih belum optimal. Banyak faktor yang memengaruhi rendahnya angka pemberian ASI eksklusif, seperti kurangnya pemahaman ibu mengenai pentingnya ASI, mitos yang keliru di masyarakat, serta minimnya dukungan dari lingkungan dan keluarga. Oleh karena itu, perlu adanya upaya edukasi dan pemberdayaan ibu serta keluarga untuk meningkatkan kesadaran dan keberhasilan pemberian ASI eksklusif.

Untuk menjawab tantangan ini, tim dosen dari Poltekkes Kemenkes Jakarta III melaksanakan program pengabdian masyarakat bertajuk “Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga dalam Upaya Keberhasilan ASI Eksklusif di Kelurahan Pancoran Mas, Depok”.

Pentingnya ASI Eksklusif untuk Tumbuh Kembang Optimal

ASI eksklusif diberikan kepada bayi sejak lahir hingga usia enam bulan tanpa tambahan makanan atau minuman lain, termasuk air putih. ASI mengandung zat gizi yang lengkap, mudah dicerna, serta memiliki antibodi yang melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi. Berdasarkan penelitian, bayi yang mendapatkan ASI eksklusif memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik, risiko lebih rendah terkena diare dan infeksi saluran pernapasan, serta memiliki perkembangan otak yang lebih optimal dibandingkan bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif.

Hambatan dalam Pemberian ASI Eksklusif

Dalam program pengabdian ini, tim dosen menemukan beberapa kendala yang sering dihadapi ibu menyusui, di antaranya:

  1. Minimnya Edukasi tentang ASI Eksklusif
    Banyak ibu yang belum memahami pentingnya ASI dan manajemen laktasi yang tepat.
  2. Mitos yang Menyesatkan
    Kepercayaan salah seperti “ASI saya tidak cukup” atau “susu formula lebih bergizi” masih banyak beredar.
  3. Pengaruh Iklan Susu Formula
    Promosi agresif membuat ibu ragu untuk tetap memberikan ASI.
  4. Kurangnya Dukungan dari Keluarga
    Peran suami dan anggota keluarga lain sangat penting dalam membantu ibu tetap percaya diri dalam menyusui.

Meningkatkan Edukasi dan Dukungan untuk Ibu Menyusui

Program pengabdian ini berfokus pada edukasi dan pemberdayaan ibu hamil dan menyusui melalui:

  1. Penyuluhan tentang Manfaat ASI Eksklusif
    Memberikan pemahaman tentang pentingnya ASI serta bahaya dari pemberian susu formula secara dini.
  2. Pelatihan Teknik Menyusui yang Tepat
    Mulai dari posisi menyusui, cara meningkatkan produksi ASI, hingga menangani permasalahan umum seperti bayi bingung puting.
  3. Sesi Diskusi dan Berbagi Pengalaman
    Mendorong ibu untuk saling mendukung dan berbagi pengalaman dalam menyusui.
  4. Melibatkan Suami dan Keluarga
    Edukasi kepada pasangan dan keluarga agar mereka dapat memberikan dukungan penuh kepada ibu menyusui.

Manfaat Program Edukasi ASI Eksklusif

Setelah mengikuti program ini, para ibu yang awalnya ragu menjadi lebih percaya diri dalam memberikan ASI eksklusif. Mereka juga lebih memahami cara menyusui yang benar serta mampu mengatasi berbagai tantangan laktasi dengan baik. Tak hanya itu, banyak suami dan anggota keluarga lainnya yang mulai memahami pentingnya peran mereka dalam mendukung ibu menyusui.

ASI eksklusif bukan sekadar pilihan, tetapi investasi berharga bagi kesehatan dan masa depan anak. Dengan edukasi yang tepat dan dukungan dari keluarga serta lingkungan, keberhasilan ASI eksklusif dapat meningkat. Program pengabdian ini menunjukkan bahwa pendekatan berbasis komunitas dan dukungan sosial dapat menjadi kunci dalam meningkatkan angka pemberian ASI eksklusif di masyarakat.

Referensi:

  1. World Health Organization. (2022). Infant and young child feeding: Model chapter for textbooks for medical students and allied health professionals. Geneva: WHO. https://www.who.int/publications/i/item/9789241564768
  2. UNICEF. (2023). The State of the World’s Children: Breastfeeding and Nutrition. New York: UNICEF. https://www.unicef.org/reports/state-worlds-children-2023
  3. Ministry of Health Indonesia. (2019). Panduan Nasional ASI Eksklusif dan Pemberian MPASI. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. https://www.kemkes.go.id
  4. Victora, C. G., Bahl, R., Barros, A. J. D., França, G. V. A., Horton, S., Krasevec, J., … & Rollins, N. C. (2018). Breastfeeding in the 21st century: epidemiology, mechanisms, and lifelong effect. The Lancet, 387(10017), 475-490. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(15)01024-7
  5. Rollins, N. C., Bhandari, N., Hajeebhoy, N., Horton, S., Lutter, C. K., Martines, J. C., … & Victora, C. G. (2018). Why invest, and what it will take to improve breastfeeding practices? The Lancet, 387(10017), 491-504. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(15)01044-2
  6. Oddy, W. H. (2019). The impact of breastfeeding on childhood health outcomes: A review. Annual Review of Public Health, 40, 203-226. https://doi.org/10.1146/annurev-publhealth-040218-044600

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Other Recent Articles

Scroll to Top
Whatsapp
Butuh Batuan?
Halo WRHC,
Ada yang dapat kami bantu?